4 Alasan mengapa Google menghapus fitur Flash Player


Asal muasalnya dari Steve Jobs. Seperti yang kita ketahui, apapun ide yang diutarakan Steve, akan selalu dianggap revolusioner dan disembah oleh para fanboy, tak terkecuali pendapatnya tentang teknologi teknologi Flash.

Steve kesal, karena teknolgi Flash sangat membatasi teknologi iOS dan iPhone miliknya. Berikut ini pernyataan dari "Thoughts on Flash" dari Steve Jobs :

"Flash was created during the PC era – for PCs and mice. Flash is a successful business for Adobe, and we can understand why they want to push it beyond PCs. But the mobile era is about low power devices, touch interfaces and open web standards – all areas where Flash falls short"

——————————

"Flash diciptakan di masa PC - untuk PC dan tetikus (mouse). Flash adalah bisnis yang sangat sukses bagi Adobe, dan kita paham mengapa mereka ingin mendorongnya jauh melebihi PC. Tapi era mobile adalah tentang perangkat berdaya rendah, antarmuka sentuh dan standar web terbuka - dimana Flash gagal"

Hello sobat omheker kali ini om heker akan menjelaskan sedikit tentang 4 Alasan mengapa Google menghilangkan fitus Flash Player, apa saja alasannya ? yuk kita simak baik baik penjelasan dibawah ini.

Mari kita preteli satu per satu "surat terbuka" Steve Jobs tentang Flash yang dapat Anda buka pada tautan catatan kaki dibawah:

1. Open & Closed

Menurut Steve Jobs, Adobe mengatakan bahwa teknologi Flash miliknya adalah teknologi yang terbuka, maksudnya adalah siapa saja bisa memakai dan mengadopsinya.

Tapi Steve berpendapat sebaliknya. Flash adalah 100% software proprietary, sepenuhnya dimiliki oleh Adobe. Yang berarti pengembangan, update fitur, dan segala macam penggunaannya dipegang oleh Adobe dan harus berdasarkan standar dari Adobe.

Ini alasan pertama Steve menyingkirkan Flash dari iOS dan meggunakan HTML5, CSS dan Javascript yang mana itu semua adalah teknologi web standar yang terbuka bagi siapa saja dan siapapun boleh berkontribusi. Ada komite khususnya yang menangani hal itu dimana Apple juga menjadi anggota komitenya.

2. Standar Video Web

Adobe mengklaim bahwa 75% video yang beredar di internet menggunakan Flash. Jadi secara nggak langsung Adobe mengatakan, "Duh Apple, ngapain lo nyoba-nyoba pakai format baru, udah ikutin standar gue aja, semua orang udah pada pake tuh".

Tapi Steve tidak menginginkannya karena pada saat itu sudah ada format video web terbaru yang lebih kecil ukurannya tapi lebih bagus daripada Flash yaitu H.264.

Hal ini juga dipertegas karena YouTube yang sangat populer (40% video di internet ada di Youtube) menggunakan format H.264 ini. Juga website lain seperti Vimeo, Netflix, Facebook, ABC, CBS, CNN, MSNBC, Fox News, ESPN, NPR, Time, The New York Times, The Wall Street Journal, Sports Illustrated, People, dan National Geographic semua pakai H.264 ini.

3. Keamanan

Menurut Symantec (perusahaan dibalik antivirus Norton), Flash adalah format dengan tingkat keamanan terburuk pada tahun 2009. Mac juga sering crash gara-gara Flash.

Steve capek harus melobi-lobi Adobe terus. Hanya gara-gara satu software ini, satu komputer bisa sering crash, ini bisa merusak kualitas produknya.

Steve juga mengatakan sudah berkali-kali meminta pada Adobe untuk menunjukkan performa Flash di perangkat mobile.

Adobe mengatakan, "Oke oke deh, nanti gue liatin performa Flash di awal tahun 2009 ya" setelah ditunggu, ditangguhkan lagi sampai tengah tahun 2009.

Ditunggu lagi, dibilang awal tahun 2010, ditangguhkan lagi sampai pertengahan tahun 2010, gitu terus sampai Steve bosan menunggu.

Jadi daripada di-"PHP"-in terus sama Adobe, Steve memilih meninggalkan Flash karena tidak mau "berjudi" dengan kualitas Flash. Iya kalau kualitasnya bagus, kalau nggak? Sudah menunggu laporannya terlalu lama, kualitas produk saya jadi rusak hanya gara-gara di-"PHP"-in mereka.

4. Baterai

Untuk menjalankan video, maka ada software decoder untuk memainkan sebuah video. Rata-rata perusahaan besar sudah menggunakan format H.264 dan semua chip perangkat mobile sudah memiliki decoder format ini.

Flash telat dalam memberikan dukungan format H.264 dan menurut Steve decoder yang digunakan Flash adalah versi jadul. Sangat menyedot baterai, sementara Steve mengatakan video format H.264 bisa berjalan sampai 10 jam di iPhone.

Website apapun yang menjalankan video H.264 juga bisa memainkannya langsung tanpa harus meng-install plugin Flash.

Surat terbuka dari Steve sangat panjang, namun poin-poin diatas adalah inti kenapa Steve meninggalkan Flash.

Pendapat Steve mengenai Flash juga diamini oleh para pengembang software. Dan karena semasa Steve masih hidup Apple menjadi pionir dari teknologi yang ada, maka diikutilah oleh Google Chrome.

Keamanan dan standar video web menjadi pertimbangan utama mengapa Flash harus tersingkir dari dunia internet, dikalahkan oleh HTML5.

Dan kalau Anda menemukan ada website yang maksa harus pakai Flash, maka ketahuilah kalau itu adalah jebakan hacking. Hampir semua website sudah meninggalkan Flash, jadi Anda tidak perlu meng-install plugin Flash apapun.

Related Posts:


0 Response to "4 Alasan mengapa Google menghapus fitur Flash Player"

Post a Comment